Bangunan Warungboto pada zaman dahulu adalah sebuah Pesanggrahan Rejowinangun. Saat ini Pesanggrahan lebih dikenal dengan nama situs Warungboto yang merupakan sebuah situs bersejarah dari abad ke-18.
Situs Warungboto dahulunya adalah sebuah pesaggrahan raja dan keluarga, yang dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono II sejak ia masih menjadi seorang pangeran dengan nama Pangeran Rejakusuma.
Selain sebagai tempat beristirahat penggunaan bangunan Pesanggrahan Rejawinangun juga merupakan sebuah banteng pertahanan dari sisi timur Keraton Ngayogyakarta.
Di dalam pesanggrahan tersebut juga dilengkapi dengan kolam pemandian sebagai sarana bebersih keluarga kerajaan, yang di dalamnya terdapat sebuah “TUK” atau mata air dengan taman yang dibangun di lokasi didalam pesanggrahan. Air yang keluar dari Tuk tersebut di tampung di kolam kemudian digunakan sebagai sarana pemandian untuk raja dan keluarga. Tapi sekarang mata air yang keluar sudah tidak mengalir dan berakibat kolam menjadi kering.
Berawal dari adanya TUK atau mata air tersebut maka sebutan Pesanggrahan Rejawinangun banyak orang yang menyebutnya TUK UMBUL. Tuk Umbul yang berada di wilayah administrative Warungboto maka bangunan tersebut dinamakan juga sebagai Situs Warungboto.
Didalam bangunan tersebut juga terbagi beberapa ruangan, selain menjadi sarana tempat berganti busana ruangan tersebut ada yang di namai MIKHRAB atau tempat untuk beribadah sholat yang terletak di sebelah sisi barat bangunan kolam yang terdapat mata air.
Di pojok sisi utara dan selatan dibagian belakang bagunan terdapat BANGUNAN TINGGI atau semacam Gardu Pandang yang dalam penggunaan pada masa itu untuk mengintai musuh dari ketinggian.
Pesanggrahan Rejawinangun ini awalnya dibangun dengan menggunakan batu bata, tanpa membutuhkan struktur kayu sama sekali. Bangunan Pesanggrahan Rejawinangun memiliki dinding yang sangat tebal, khas bangunan tua yang uniknya masih tersisa sampai sekarang.
Akibat bencana alam yang melanda Yogyakarta pada, 26 Mei 2006 yaitu gempa, Situs Warungboto mengalami kerusakan dan beberapa struktur bangunan runtuh, namun kemudian situs ini direvitalisasi hingga kemudian menjadi sebuah tempat wisata yang dibuka untuk kunjungan publik.
Setelah dilakukan revitalisasi pada tahun 2015 sampai Desember 2016, situs ini sudah mulai banyak dikunjungi.
Situs Warungboto memang menarik perhatian banyak wisatawan untuk dating karena memiliki sebuah arsitektur bangunan yang sangat unik dan menarik.
Pesanggrahan yang dibangun pada era Sri Sultan Hamengku Buwono II ini memiliki banyak ruang, yang pada gambar bangunan sebenarnya letak gapura Pesanggrahan Rejawinangun ini berada di sisi timur Sungai Gajah Wong, dengan ditandai bangunan Gapura Manuk Beri. Namun karena tergerus zaman dan waktu, bangunan yang berada di sisi timur tergusur oleh pemukiman penduduk dan menyisakan bangunan yang berada di sisi barat Sungai Gajah Wong yang sampai sekarang masih dilestarikan.
Banyak wisatawan yang sengaja melihat situs ini untuk mengambil gambar dengan mencari moment yang bagus karena dari arsitekturnya yang memangkhas dan unik. Dan pemanfaatan bangunan Situs Warungboto juga sering dilakukan untuk sesi photo pra wedding ataupun shoting pengambilan gambar untuk keperluan tugas sekolah dan lain-lain. Bahkan putra putri Presiden RI Bp Joko Widodo juga pernah mengambil gambar dalam sesi photo pra wedding yaitu mas Bobby Nasution dan Mbak Kahiyang Ayu pada tahun 2017.
Semenjak dibuka untuk umum, situs bersejarah yang dikelola dan dijaga pelestariannya oleh Badan Pelestari Cagar Budaya atau BPCB DIY dengan maksimal sehingga wisatawan yang datang bisa mendapatkan informasi yang membantu untuk mengetahui sejarah Situs Warungboto.
Keberadaan Situs Warungboto inilah yang menjadi destinasi wisata di Kelurahan Warungboto dan merupakan titik ungkit dari kegiatan kegiatan pemberdayaan masyarakat sekitar yang kemudian terbentuklah sebuah kelompok jaringan pariwisata yaitu Kampung Wisata Warungboto dengan label nama KAMPUNG WARTO WISATA WARUNGBOTO.
Artikel dari : https://warungbotokel.jogjakota.go.id/